Buku “Sejarah Wayang Purwa” oleh Sutardjo Drs, perkiraan 2011


Buku “Pranata Mangsa” terbitan Bentara Budaya bekerja sama dengan Kepustakaan Populer Gramedia, 2011.


Buku Pranata Mangsa, Bentara Budaya, Kepustakaan Populer Gramedia, Bentara Budaya Yogyakarta, Sindhunata, Dewi Sri, Sang Hyang Sadana, Sang Hyang Basuki, Dewi Sri Boyong.

 

Sebelum klik hyperlink dalam tulisan di bawah, harap sign in dulu ke akun Anda di Facebook, karena beberapa tautan tertuju ke halaman Facebook.

  

Tulisan ke 1 tentang buku “Pranata Mangsa” yang akan di posting ke blog rumpun Paguyuban Pecinta Wayang  (https://wayangpustaka02.wordpress.com)  dan yang nantinya tertaut ke purwa rupa Portal Wayang (dalam persiapan)

 

 

Buku “Pranata Mangsa” terbitan Bentara Budaya bekerja sama dengan Kepustakaan Populer Gramedia, 2011.

 


 


Data buku :

Sindhunata (penulis), Hermanu (penyusun), M Wuryani (penyunting) ;  PRANATA MANGSA ; Jakarta, Bentara Budaya ( tautan lain ) bekerja sama dengan Kepustakaan Populer Gramedia ; Oktober 2011 = cetakan 1 ;  80 halaman ; foto ; gambar wayang . Dengan catatan tambahan : Berdasarkan Katalog Pameran “ Ana Dina Ana Upa : Pranata Mangsa “ di Bentara Budaya Yogyakarta pada 15 ~ 25 Agustus 2009.

 

 

Makanan pokok sebagian besar bangsa Nusantara (termasuk suku Jawa) adalah beras yang diperoleh dari hasil panen pertanian padi di sawah. Oleh karenanya keberhasilan pertanian padi sangatlah diharapkan oleh para petani Nusantara. Di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Bali yang sangat mengakrabi seni budaya wayang ; ada suatu mitos kekuatan lebih / super yang mempengaruhi keberhasilan pertanian padi tersebut. Tersebutlah mitos Dewi Sri – seorang dewi pewayangan era / jaman para dewa – yang di personifikasi kan sebagai Dewi Padi. Para petani merasa  haruslah mengakrabi, mencintai, mengharapkan berkah nya. Banyak ritual upacara adat tradisional yang dilaksanakan sebagai penyongsongan kedatangan Dewi Sri ketika mulai bertanam dan juga upacara persembahan sebagai rasa sukur ketika panen berhasil.

 


Materi terkait :

Terbaca di bukuPranata Mangsa ini : Keberadaan Dewi Sri sering dikaitkan dengan Sang Hyang Sadana ; lihat juga ebook “Sedjarah Wayang Purwa “ karya R. Hardjowirogo terbitan Balai Pustaka.

 

Info file konservasi audio pagelaran wayang kulit lakon “Dewi Sri Boyong” oleh dalang Ki Manteb Soedharsana bisa dilihat dilihat di wayangprabu.com . File lain tentang dalang ini.
Situs resmi Ki Manteb Soedharsana bisa Anda kunjungi untuk mengetahui jadwal pentasnya.

 

Penulis buku Pranata Mangsa ini – Sindhunata seorang wartawan, penulis, pemikir falsafah & budaya Jawa – diawal buku menuliskan lirik suatu lagu tentang rasa pengharapan yang besar akan kedatangan Dewi Sri.

 

Catatan Admin : “ Ndilalah “ , pada masa yang bersamaan dengan penulisan buku ini seorang tokoh wanita Indonesia pindah tugas ke luar negeri padahal masyarakat mengharapkan ke beradaannya di Indonesia untuk ikut memimpin dan mengatur kehidupan masyarakat.  Jadi lirik ini bertafsir ganda. … Walahualam …

 

 

Sri, Isenana Ajangku …

 

Sri, kapan kowe bali
kowe lunga ora pamit aku
jarene ning pasar pamit tuku trasi
nganti saiki kowe ora bali.

Parine wis dakdeder wingi-wingi
mangsane wis lingsir ing ngasepi
anjrah kusumaning Sang Hyang Basuki
geneya parine durung gelem semi
Sri, kapan kowe bali.

…..

…..

Bumi ilang ijo royo-royone
Wulanjaranngirim wis ora sumorot tejane.
Mbok randha nggruguh sedih tangise
mung pari sawiji wae wis ora ana ing ajange.
Sri, kapan kowe bali.

Ndang baliya Sri, ndang baliya
tega tenan kowe minggat ninggalke aku.
Yen pancene Sri, kowe eling aku
ndang baliya, isenana maneh ajangku
ndang baliya, isenana maneh ajangku.

 

Ditulis di buku ini oleh Sindhunata.
Berdasarkan lagu “Sri Minggat” ciptaan Sonny Josz.
Pernah dipopulerkan pula oleh Sujiwo Tejo.

 

Sindhunata adalah penulis karya sastra cerita wayang “ Anak Bajang Menggiring Angin “ terbitan Gramedi Pustaka Utama Jakarta. Karya ini adalah suatu lakon wayang era Arjunasasrabahu, dengan tokoh sentral Sukrasana, adik Bambang Sumantri.

 

Catatan Admin :

Ajang = piring.
Ngajangi pakeliran = memberi tempat untuk pertunjukan wayang kulit.

Parine wis dakdeder = saya sudah menanam tunas padi ( menyemai ).
Ndeder =( jalan) menanjak.
Ndedel = melesat ke atas.

Mangsane = waktunya, musimnya.
Mangsane sardula = makanan (dengan konotasi hewan korban yang dimangsa) macan.

Lingsir = ngglewang, nisih (ora ana tengah bener) = bergeser.

Anjrah = sumebar wrata, mratah = tersebar merata.
Anjrah (ingkang) puspita rum (di suluk pedalangan Jawa) = semerbak harum bunga tersebar (luas) merata.
Kasiliring samirana mrik (di suluk pedalangan Jawa) = bau harumnya terbawa angin.
Samirana = angin
Mrik = ngambar gandane.
Ngambar kongas (di lirik tembang karawitan Jawa).
Ngambar = mambu wangi = bau harum.
Kongas = 1.sumerbak ambune, 2.misuwur banget.

Basuki = slamet, rahayu
Sang Hyang Basuki = dewa yang menebarkan keselamatan (pitoyo.com)

Wulanjar-angirim = nama salah satu bintang yang diamati petani untuk mengetahui pergantian iklim berkaitan dengan pranata mangsa. Wulanjarangirim berarti janda muda belum beranak mengirim makanan ke sawah.

Teja =sinar, aura
Tejane = sinarnya, auranya

 

Arti kata-kata bahasa Jawa yang ditulis di atas tersebut sebagian besar mengacu ke “ Kamus Basa Jawa “  susunan Tim Balai Bahasa Yogyakarta terbitan penerbit Kanisius Yogyakarta

 

  

Buku Pranata Mangsa ini – yang merupakan salah satu dari terbitan seri buku lawasan – berguna dibaca generasi muda untuk mengenali adat tradisi budaya leluhurnya. Sensus penduduk Indonesia terakhir menyimpulkan bahwa jumlah penduduk perkotaan hampir sama dengan jumlah pendudukan pedesaan. Artinya makin banyak orang pindah ke kota ; generasi muda banyak lahir di kota sehingga sudah tidak mengenal atau merasakan lagi atmosfer budaya atau tradisi agraris.

 

Tulisan bersumber dari buku terbitan lama ; seperti “Kumpulan Tjerita Rakjat Indonesia” diterbitkan oleh Urusan Adat-Istiadat dan Tjerita Rakjat Dep. P.D. dan K., Djawatan Kebudajaan pada tahun 1963 , “Dongeng Lelucon” oleh Marjana dan Mas Samoed Sastrawardaja dalam Pacitan I diterbitkan oleh J.B. Wolters-Groningen, Jakarta pada tahun 1953 , “Almanak Waspada”, terbitan Yayasan Penerbit Pesat, Pakuningratan, Yogyakarta tahun 1960. ( Almanak adalah buku tahunan yang berisi puspa ragam tulisan yang ditulis ringkas namun menarik. Bahkan, dalam almanak sering termuat juga daftar jam keberangkatan dan kedatangan kereta api di setasiun Tugu Yogyakarta. )

 

 

 

Bersambung ke tulisan ke 2 …..

 

Buku “Laku Prihatin” karya Iman Budi Santosa, 2011.


Buku Laku Prihatin, Iman Budi Santosa, penerbit Memayu Publishing, falsafah hidup orang Jawa, budi pekerti orang Jawa, kebudayaan Jawa.


 


Di toko buku Admin menemukan buku di bawah ini. Meskipun bukan buku wayang murni, tetapi kandungan buku juga ada cerita wayang yang dipakai sebagai contoh, serta menurut Admin isi dan bahasa buku ini memikat, sangat bernuansa Jawa, maka Admin mencoba berbagi info tentang buku ini. Mohon maaf Admin tidak bisa menyediakan file digital nya karena buku ini masih bisa Anda beli di toko buku atau langsung dari penerbit.

 

 

Data buku :

Iman Budi Santosa ; “ LAKU PRIHATIN. Investasi Menuju Sukses Ala Manusia Jawa. “ ; Yogyakarta ; Memayu Publishing ; Maret 2011 = cetakan pertama ; 202 halaman ; bahasa Indonesia ; ISBN 978-602-971-587-3 .

 

Alamat penerbit : Memayu Publishing, Mongga Wetan RT 36 Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta ; Telepon (0274) 824 9440 ; email : penerbitgelar@gmail.com .

 

 

Admin membaca di kata pengantar buku ini maksud penulisan oleh penulis buku ini , yang sudah demikian jelas mengantar calon pembaca mengetahui cakupan materi buku ini. Dan penulisnya menyusun buku ini dengan kata-kata dan kalimat yang memikat.

 

 

Kata Pengantar Penulis buku ini :

 

Dunia kebudayaan Jawa memang unik dan menarik, Meskipun berulangkali dikaji, dibedah, ditafsirkan, tetap masih menyimpan banyak fenomena yang menantang untuk didekati sedekat dan secermat mungkin, sehingga buah-tuahnya dapat dipetik dan dikemas menjadi sajin mirunggan untuk sidang pembaca sekalian. Misalnya, mengenai seluk-beluk laku prihatin yang terus menggejala dan menampakkan keberadaannya serupa bianglala yang menyertai kehidupan orang Jawa dari masa ke masa.

 

Dalam konteks laku prihatin, ada pemeo, wong Jawa gedhe tapane. Orang Jawa besar laku tirakatnya. Sementara ada  unen-unen atau peribahasa lain yang juga melegenda : urip mung mampir ngombe (hidup hanya mampir minum). Selintas dua peribahasa ini terkesan paradoks, atau bertentangan. Jika hidup ibarat mampir minum, untuk apa menjalani laku prihatin (tirakat) segala ? Jika hidup hanya “sebentar”, mengapa orang Jawa sibuk memperbaiki moral akhlak, sikap perilaku, serta budi pekerti, hingga memperbanyak amal ibadahnya di dunia ?

 

Inilah salah satu kesunyatan menarik yang terdapat dalam bunga rampai kehidupan manusia Jawa. Walaupun pada sisi tertentu seakan menganggap remeh dan singkat kehidupan ini, tetapi pada sisi lain mereka justru menunjukkan kesungguhan di dalam melakoni kehidupan dan menatanya hingga dimensi-dimensi yang paling kecil dan muskil pada hidup kesehariannya.

 

Gambaran selintas ini mengisyaratkan bahwa laku tirakat (prihatin) bagi orang Jawa bukan dikerjakan secara asal-asalan, insidental, sejam dua jam, sehari dua hari, tetapi sepanjang hidupnya. Selama hidup, manusia Jawa cenderung mengolah cita-citanya berlandaskan laku prihatin yang tidak pernah berhenti, karena sukses yang didambakan adalah sukses dunia dan akhirat.

 

Buku ini berusaha menyajikan realitas tadi, sebagai pisungsung kepada zaman, peradaban, dan kemanusiaan. Sumangga dikedhapi, silakan dinikmati dan dicerna dengan semangat tukar kawruh demi meningkatkan wawasan dan kearifan. Sebab, di dunia (sebagaimana pandangan orang Jawa) ada banyak jalan bersilangan, kebak rubeda maneka warna, bener durung mesthu pener, salah durung mesthi kalah, becik bisa kuwalik. Maka dari itu, untuk lolos dari ribuan permasalahan yang membelit kehidupan modern di masa kini, ada baiknya menelaah kembali warisan dan wulang-wuruk jagad Jawa, termasuk laku prihatinnya yang menyejarah. Semoga ada sejumput wewarah yang dapat memberikan pepadhang dan pepeling dalam menempuh dan menyukseskan hidup kita ke depan.

 

Iman Budi Santosa – penulis buku ini.

 

 

 

Mungkin masih banyak pendapat orang bahwa laku prihatin tersebut identik dengan paham kejawen yang berkonotasi paham / aliran kepercayaan kepada Tuhan. Padahal sebetulnya tidaklah demikian. Laku prihatin bisa bersinggungan dengan siapa saja.

 

Dalam buku ini juga diceritakan beberapa contoh laku prihatin di dalam cerita wayang. Kita semua menyetujui bahwa di dalam cerita wayang banyak cerita moral atau budi pekerti. Dan tentunya ; kalau kita sependapat dengan ungkapan moral dan budi pekerti tersebut ; ada baiknya kalau kita meneladaninya di dalam praktek kehidupan kita sehari-hari.

 

Di bawah ini Admin tuliskan contoh kisah wayang dalam buku tersebut (hanya yang wayang) , sebetulnya ada juga contoh kisah dari sejarah Jawa atau legenda Jawa.

 

  1. 1.       Kisah Cupu Manik Astagina (Ramayana)
  2. 2.       Kisah Rahwana Bersaudara (Ramayana)
  3. 3.       Kisah Dewi Kekayi (Ramayana)
  4. 4.       Kisah Pandawa Dalam Pembuangan (Mahabharata)
  5. 5.       Kisah Bambang Ekalaya (Mahabharata)
  6. 6.       Kisah Begawan Ciptoning (Mahabharata)
  7. 7.       Kisah Yuyutsu, Durmuka, dan Drestaketi (Mahabharata)
  8. 8.       Kisah Bima dan Dewaruci (Mahabharata)

 

Penulis banyak memakai istilah, peribahasa, kalimat petuah dalam bahasa aslinya , bahasa Jawa ; oleh karenanya sangat terpuji bahwa penulis menyediakan Glosari (semacam kamus atau arti istilah, peribahasa atau kalimat petuah tadi). Ini sangat berguna, tidak hanya untuk bukan penutur Jawa, bahkan bagi penutur Jawa sehari-hari sekedarnya yang kurang paham bahasa Jawa lebih dalam.


Ternyata sebelum buku ini terbit penulis sudah menuliskan buku lain dan telah terbit ; yang juga berkaitan dengan falsafah atau budi pekerti orang Jawa ; yaitu Profesi Wong Cilik (1999) , Dunia Batin Orang Jawa (2007) , Budi Pekerti Bangsa (2008) dan Nasihat Hidup Orang Jawa (2010). Wah, kita perlu blusak-blusuk lagi ke toko buku atau berselancar di internet untuk mencari buku-buku judul lainnya itu.

 

***

 

Bagi pengunjung yang baru pertama kali berkunjung, atau yang belum terlalu tahu isi blog ini sebelumnya , Admin sajikan beberapa info tentang buku atau ebook terkait info di atas , yang buku atau file digital nya sudah ada tersaji di blog Wayang Pustaka :

Klik disini

[ sedang dipersiapkan ]

 

 

Salam dari Admin,

Budi Adi Soewirjo,

Ditulis di Pejaten, Jakarta Selatan

01 Pebruari 2012 ; 21:00 wib.

Buku “Kearifan Lokal” tulisan Ajip Rosidi, 2011


buku Kearifan Lokal, Ajip Rosidi, kebudayaan Sunda, budaya Sunda, penerbit Kiblat. 

Kearifan Lokal.

 

Cerita-cerita wayang yang sudah mengalami gubahan oleh pujangga-pujangga lokal Nusantara banyak memuat kearifan lokal Nusantara. Berkaitan dengan kearifan lokal, Admin ingin berbagi info terbitnya buku karya Ajip Rosidi. Buku ini merupakan kumpulan tulisan Ajip Rosidi di berbagai kesempatan. Benang merah antar tulisan adalah pembahasan kritis dan pernyataan Ajip Rosidi tentang perlunya pengenalan dan pewarisan nilai-nilai kearifan lokal, yang penting bagi pembangunan karakter bangsa ini.

 

 

Ajip Rosidi :

(budayawan yang terlahir di Tanah Pasundan).

 

Dengan sistim pendidikan seperti sekarang, nilai-nilai yang seharusnya menjadi perlengkapan manusia Indonesia buat menghadapi terjangan globalisasi dengan kearifan lokal, tidaklah kita punyai. Pendidikan melalui sekolah-sekolah kita lebih banyak memperkenalkan anak didik kita dengan kebudayaan Barat daripada membuat mereka agar mengenal kebudayaan warisan nenek moyangnya.

 

Dengan demikian bangsa kita tidak mempunyai nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat dalam warisan kebudayaan leluhurnya – yang tidak sempat diperkenalkan kepada mereka melalui pendidikan formal maupun nonformal. Perkenalan dengan kebudayaan warisan nenek moyang kita hanya terjadi secara kebetulan atas usaha pribadi atau kelompok kecil tertentu saja.

 

Tidak ada usaha berencana secara terus-menerus [ – dari yang mendapat amanah dan berwenang untuk mengurus serta mengembangkan pendidikan dan kebudayaan – tafsir Admin ] agar anak-anak didik kita sejak kecil mengenal sumber budayanya. Dengan demikian mereka tidak sempat “membaca kembali, menafsirkan dan mengkreasikan makna serta memanfaatkan kearifan lokal dalam pembangunan karakter bangsa”.

 

Karena itu janganlah heran kalau pembangunan kita selama ini menyebabkan kita sebagai bangsa menjadi kian tak berkarakter.

 

[ huruf tebal dan tafsir oleh Admin ]

 

 

Disalin dari sampul belakang buku “ Kearifan Lokal Dalam Perspektif Budaya Sunda “ oleh Ajip Rosidi , penerbit Kiblat , Bandung , Desember 2011 ; 144 halaman ( situs web : http://www.kiblatbukusunda.blogspot.com  ).



 

 

Data lengkap penerbit buku ini :

PT Kiblat Buku Utama,
Jl. Gumurh 38, Bandung 40275,
Telepon : 022 – 733 0595
Surat elektonik :  penerbitkiblat@yahoo.com

 

 Halaman pembuka buku ini berisi ‘Sekedar Pengantar’ yang ditulis oleh Ajip Rosidi sendiri :

 

Dalam buku ini dimuat beberapa karangan saya yang asalnya ada yang merupakan ceramah, ada yang merupakan pidato ilmiah, ada yang merupakan makalah dalam seminar atau semacamnya, dan ada juga yang merupakan karangan untuk dimuat dalam surat kabar. Namun demikian isinya selalu mengenai orang Sunda dan masalah kesundaan.

 

Kebanyakan tulisan itu berasal dari tahun-tahun setelah 2000, tetapi ada dua karangan berasal dari tahun 1970-an. Dimuat di sini karena isinya ternyata mengemukakan masalah yang dihadapi orang Sunda pada waktu itu, yang ternyata sampai sekarang setelah lampau kurang lebih 40 tahun – masih juga merupakan masalah yang belum diselesaikan. Dengan dimuatkan dalam buku ini mudah-mudahan para pembaca menjadi sadar bahwa selama puluhan tahun banyak persoalamn orang Sunda yang tidak dihadapi untuk diselesaikan, sehingga terseret-seret selalu dalam kehidupannya. Orang Sunda nampaknya lebih suka menghindar kalau menghadapi persoalan, bukan menghadapinya untuk diselesaikan.

 

Mudah-mudahan persoalan-persoalan yang dikemukakan di dalam karangan-karangan yang dimuat dalam buku ini, akan ada manfaatnya bagi orang Sunda di dalam menghadapi kenyataan-kenyataan hidup dalam masyarakatnya sebagai bagian dari bangsa Indonesia.

 

Pabelan, akhir 2011
Ajip Rosidi.

Kamus Basa Jawa susunan Tim Balai Bahasa Yogyakarta (edisi kedua), 2011.


Kamus bahasa Jawa, Tim Balai Bahasa Yogyakarta, penerbit Kanisius.

 

 

Menambah jumlah khasanah Kamus Basa Jawa, telah terbit edisi revisi :

Data buku :

(Penyusun) Tim Balai Bahasa Yogyakarta : “ KAMUS BASA JAWA (Bausastra Jawa) “ ; Yogyakarta ; Penerbit Kanisius ; 2011 = edisi kedua (dengan revisi) ; bahasa Jawa ke bahasa Jawa ; xxi + 793 halaman, sampul tebal, ISBN 978-979-21-2858-1

 

Data penerbit :

Penerbit Kanisius,
Jl. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281
Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011
Telepon (0274) 588783, 565996 ; Fax (0274) 563349
Website : http://www.kanisiusmedia.com
E=mail : office@kanisiusmedia.com


 


Kamus Basa Jawa edisi 1 di Google Book :

Laman Google Book mempunyai banyak halaman Pratinjau Terbatas dari Kamus Basa Jawa edisi 1. Anda bisa membaca halaman-halaman tersebut di alamat URL :

http://books.google.co.id/books?id=l55NzTsukywC&printsec=frontcover&dq=kamus+basa+jawa&lr=&cd=1#v=onepage&q=&f=false

 

 
Materi terkait lain yang pernah tersaji di blog ini :

1.

Berbagai info tentang “Kamus Basa Jawa” yang pernah terbit, bersumber dari situs Rumah Budaya Tembi, Yogyakarta.  Klik disini http://wayangpustaka.wordpress.com/2010/01/07/431/ .

2.

Ebook “Kamus Kawi Djarwa” karangan WJS Poerwadarminta terbitan 1940-an :

https://wayangpustaka02.wordpress.com/2011/08/14/ebook-kamus-kawi-djarwa-oleh-wjs-poerwadarminta-19411945/

3.

Info mengenai buku “Pepak Basa Jawa Kanggo Cah Sekolah” karya Soewardi Haryono
Klik disini http://wayangpustaka.wordpress.com/2010/01/30/509/ .

Ebook “Serat Majangkara” tulisan R Ng Ranggawarsita, 1939.


Ebook wayang, ebook cerita wayang, buku cerita wayang, resi anoman, sang maharsi mayangkara, ranggawarsita, sadoe boedi solo.

 

 

 

Data buku :

 

( Babon temboeng pangiketipoen Sang misoewoer ing djagad : ) Raden Ngabehi Ranggawarsita,  Poedjangga Dalem ing karaton Soerakarta Adiningrat ;  ”SERAT MAJANGKARA”. Narijosaken lelampahanipoen Sang Maharsi Majangkara inggih resi Anoman wiwit angraga soekma doemoegi ing moeksanipun.  ;  Solo  ;  ( Kawedalaken sarta kasade dening : Boekhandel “Sadoe Boedi”  ;  cetakan kedua  ;  1939  ;  40 halaman, gambar wayang, aksara Latin, bahasa Jawa.

 

 

Ebook nya bisa Anda unduh gratis di alamat :
http://www.4shared.com/office/KaJKUDVl/Serat_Majangkara-_Ranggawarsit.html

 

 

Ebook “Serat Arjunasasra” tulisan Karel-Fredrik Winter, 1945, 1980.


Ebook cerita wayang, Serat Bratayuda, Serat Rama, Serat Arjunasasra, Karel Fredrik Winter, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

 

 

Data buku :

 

Karel Fredrik Winter ; “ Serat Arjunasasra “ ; Jakarta ; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah (PPBSID) ; 1980 ;  huruf Latin ; bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.

 

 

 

 

Buku ini adalah hasil penerbitan kembali oleh PPBSID Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tahun 1980. Buku aslinya terbit tahun 1945 di Amsterdam, Negeri Belanda. Pengarang buku ini adalah Karel Fredrik Winteryang menceritakan dalam bahasa Jawa cerita Baratayuda, ditambahi cerita Serat Rama dan Serat Arjuna Sasra.

 

Dalam penerbitan kembali ini PPBSID menambahkan terjemahan cerita-cerita tersebut dalam bahasa Indonesia yang dimuat di bagian depan. Kemudian bagian berikutnya adalah cerita aslinya dalam bahasa Jawa.

 

 

Tulisan di dalam buku tersebut :

 

Punika pepethikan saking Serat Bratayuda, akaliyan saking Serat Rama punapa dene saking Serat Arjuna Sasra. Ingkang ngarang Kanjeng Tuwan Karel Fredrik Winter, juru basa ing negari Surakarta.

Kaecapkaen dening Kanjeng Tuwan Tako Rordha, pandhita ageng saha guruning basa Jawi ing negari Delft, ing tanah Nederlan. Pangecapipun wonten negari ing Amsterdam, ing tahun : 1945.

 

 

 

 

 

Usaha konservasi buku ini ke dalam bentuk digital dilaksanakan oleh Bp Rono Subari beserta putra-putranya. Beliau adalah pecinta wayang yang menjadi Sekretaris di kepengurusan Paguyuban Pecinta Wayang di Bandung. Sedangkan buku tersebut adalah koleksi Bp Pranowo Budi Sulistyo, Bandung. Admin wayangpustaka mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan terjadi konservasi ini. Sangat bermanfaat sebagai peran serta berbagi pengetahuan tentang wayang.

 

 

 

File digital telah kami kompresi dan dapat Anda unduh gratis.

Untuk file digital Serat Arjunasasra dalam bahasa Jawa :
http://www.4shared.com/zip/d7fAveu1/Serat_Arjunasasra_Bhs_Jawa.html

 

Untuk file digital Serat Arjunasasra yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia :
http://www.4shared.com/zip/5S2akZTI/Srt_Arjunasasra-_Winter_Bhs_In.html

 

 

 

 

Informasi mengenai Serat Bratayuda tulisan Karel-Fredrik Winter dan file digital nya bisa Anda baca di :

https://wayangpustaka02.wordpress.com/2011/12/01/serat-bratayuda-karya-karel-fredrik-winter-1945/

 

Informasi mengenai Serat Rama tulisan Karel-Fredrik Winter dan file digital nya bisa Anda baca di :

 https://wayangpustaka02.wordpress.com/2012/01/13/ebook-serat-rama-oleh-karel-fredrik-winter-1945-1980/

Ebook “Serat Rama” oleh Karel-Fredrik Winter, 1945, 1980.


Ebook cerita wayang, Serat Bratayuda, Serat Rama, Serat Arjunasasra, Karel Fredrik Winter, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Data buku :

Karel Fredrik Winter ; “ Serat Rama “ ; Jakarta ; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah (PPBSID) ; 1980 ;  huruf Latin ; bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.

 

 

Buku ini adalah hasil penerbitan kembali oleh PPBSID Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tahun 1980. Buku aslinya terbit tahun 1945 di Amsterdam, Negeri Belanda. Pengarang buku ini adalah Karel Fredrik Winteryang menceritakan dalam bahasa Jawa cerita Baratayuda, ditambahi cerita Serat Rama dan Serat Arjuna Sasra.

Dalam penerbitan kembali ini PPBSID menambahkan terjemahan cerita-cerita tersebut dalam bahasa Indonesia yang dimuat di bagian depan. Kemudian bagian berikutnya adalah cerita aslinya dalam bahasa Jawa.

  

Tulisan di dalam buku tersebut :

 Punika pepethikan saking Serat Bratayuda, akaliyan saking Serat Rama punapa dene saking Serat Arjuna Sasra. Ingkang ngarang Kanjeng Tuwan Karel Fredrik Winter, juru basa ing negari Surakarta.

Kaecapkaen dening Kanjeng Tuwan Tako Rordha, pandhita ageng saha guruning basa Jawi ing negari Delft, ing tanah Nederlan. Pangecapipun wonten negari ing Amsterdam, ing tahun : 1945.

 

Usaha konservasi buku ini ke dalam bentuk digital dilaksanakan oleh Bp Rono Subari beserta putra-putranya. Beliau adalah pecinta wayang yang menjadi Sekretaris di kepengurusan Paguyuban Pecinta Wayang di Bandung. Sedangkan buku tersebut adalah koleksi Bp Pranowo Budi Sulistyo, Bandung. Admin wayangpustaka mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan terjadi konservasi ini. Sangat bermanfaat sebagai peran serta berbagi pengetahuan tentang wayang.

File digital telah kami kompresi dan dapat Anda unduh gratis.

Untuk file digital Serat Rama dalam bahasa Jawa :
http://www.4shared.com/zip/iK0mEXGh/Serat_Rama_Bhs_Jawa.html

Untuk file digital Serat Rama yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia :
http://www.4shared.com/zip/WNY2Cql3/Serat_Rama_Bhs_Indonesia.html

 

Informasi mengenai Serat Bratayuda tulisan Karel=Fredrik Winter dan file digital nya bisa Anda baca di :
https://wayangpustaka02.wordpress.com/2011/12/01/serat-bratayuda-karya-karel-fredrik-winter-1945/

 

Informasi mengenai Serat Arjunasasra tulisan Karel=Fredrik Winter dan file digital nya bisa Anda baca di :
https://wayangpustaka02.wordpress.com/2012/01/13/ebook-serat-arjunasasra-tulisab-karel-fredrik-winter-1945-1980/

 

 

Ebook “Bratajuda Djajabinangun” oleh Soerohamidjojo, 1961


Ebook wayang, ebook cerita wayang, bratayuda, pandawa, kurawa, soerohamidjojo, panyebar semangat.

 

 

 

Data buku :

 

Soerohamidjojo ;  “ BRATAJUDA DJAJABINANGUN.  Lelakon perange darah Barata, jaiku Pandawa lumawan Kurawa ana ing Tegal Kurusetra, – kaandarake kanthi reringkesan, nanging padet paseg, sadjilid tamat. “  ;  Surabaya  ;  Panjebar Semangat  ;  Mei 1961  ;  52 halaman  ;  cetak stencil.

 

 

 

Ebook buku ini bisa diunduh gratis di alamat :

http://www.4shared.com/office/jn8UpImu/Bratajuda_Soerohamidjojo.html

 

 

Ebook ” Langen Tjarita [lakon] ‘Ajisaka’ [lan] ‘Arya Penangsang’ ” oleh Pak Katno 1964.


Ebook langen carita, langen driya untuk anak anak, pentas drama nyanyi anak anak Jawa, tembang, Ajisaka, Arya Penangsang, Katno, Yogyakarta.

 

Data buku :

Pak Katno ;  LANGEN TJARITA “AJISAKA” [dan] “ARJA PENANGSANG”  ;  Yogyakarta  ;  tidak ada ciri nama penerbit  ;  8 Juni 1964  ;  36 halaman.

 

 

Buku yang sangat langka mengenai pelaksanaan pentas langen carita – semacam opera kecil kecilan – pentas drama nyanyi anak anak Jawa. Berisi notasi dan lirik tembang Jawa yang dipakai dalam pentas drama dengan dua lakon yaitu “Ajisaka” dan “Arya Penangsang”.

Disertai catatan singkat mengenai apa itu langen carita, pemilihan pelaku, busana yang dipakai, tata letak panggung serta ringkasan dua cerita yaitu “Ajisaka” dan “Arya Penangsang”.

Mudah mudahan dengan meng konservasi buku ini yang bisa diunduh gratis dari internet bisa memungkinkan para guru seni atau pelatih seni kembali membaca nya. Kemudian ter inspirasi untuk mementaskan kembali drama nyanyi anak anak Jawa seperti ini.

 

Ebook yang bisa diunduh gratis silakan kunjungi alamat ini :

http://www.4shared.com/office/g4uRIB8O/Langen_Tjarita_P_Katno.html